Apa Yang Menjadi Hak Allah Subhanahu
Wa Ta’Ala Atas Hambanya?
RasulullahShallallahu alaihi
wasallam. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Iman Bukhari dan Imam
Muslim rahimahumallahu ta’ala dalam kedua kitab
shahihnya dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dia
berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه
و سلم : ( يا معاذ, أ تدرى ما حق الله على عباد ؟ ) قال : الله و رسوله أعلم, قال
: ( أن يعبدوه ولا يشركو به شيأ, , أ تدرى ما حقهم عليه ؟) قال : الله و رسوله أعلم,
قال : (أن لا يعذبهم) و فى لفظ لمسلم : ( و حق العباد على الله عز و خل أن لا يعذب
من لا يشرك به شيأ )
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “wahai
Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba-Nya ?” Mu’adz berkata :
Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : (yaitu)“hendaknya
mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
(dan) tahukah engkau hak hamba terhadap Allah ?” Mu’adz berkata : Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : “Dia tidak akan mengadzab mereka”1,
Dan dalam lafadz Imam Muslim : “bahwasanya Allah tidak akan mengadzab
orang yang tidak menyekutukan-Nya”2
Mu’adz bin Jabal ketika mendapatkan
hadits ini kemudian bertanya kepada Rosululloh. “wahai Rosululloh, bolehkah aku
sampaikan hal ini sebagai kabar gembira untuk umat manusia?? Rasulullah SAW
menjawab “janganlah kamu sampaikan hal ini kepada mereka nanti mereka
mengampangkan masalah amal!” (HR.Bukhori Muslim).
Ketika
mendapatkan hadits ini menurut Mu’ad ini adalah informasi yang luar biasa bagi
manusia, karena manusia dgn menjaga untuk tidak menyekutukan Allah manusia
mendapat hak untuk masuk surga. Namun Rosulullah melarang untuk menyampaikan
hadits ini bukan dalam rangka menyembunyikan ilmu namun karena ada maslahat
besar yang diinginkan oleh Nabi shalallahua’alaihi wa sallam agar umatnya tidak
meremehkan dalam masalah amal. Ketika sebab itu tidak aa menurut pemahaman Mu’ad
maka dia menyampaikan hadits ini kepada murid2nya dan masyarakat.
Dalam hal ini Rosululloh SAW menjelaskan
tanggungjawab terbesar umat manusia kepada Allah SWT hanya beribadah kepada Allah
dan tidak menyekutukan Allah SWT. Artinya setiap manusia yang diciptakan oleh
Allah mereka punya beban, punya tugas tidak boleh diam saja. Mereka harus
melakukan amal untuk beribadah dan menyembah Tuhan nya.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
Artinya : tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz Dzariyat : 56).
Dan tidak boleh memberikan segala
bentuk peribadatan atau pengagungan kepada selai Allah SWT. Seseorang bisa
dikatakna beribadah kepada Allah SWT apabila dalam waktu yang sama tidak
melakukan kesyirikan. Ini adalah tugas terbesar hamba yang menjadi kewajibnya
kepada Allah SWT.
Ketika seorang hamba melakukan
kewajiban semacam ini kepada Allah, apa hak hamba yang dijanjikan oleh Allah
SWT. Nabi shalallu’alaihi wa sallam menyebutkan Allah tidak akan menghukumnya
tidak akan menyiksanya selama hamba itu berusaha untuk tidak menyekutukan
Allah, hanya beribadah kepada Allah dan meninggalkan semua bentuk kesyirikan.
Yang
dimaksud tidak disiksa oleh Allah ada 2 keterangan menurut para ulama
1. sama sekali tidak disiksa
oleh Allah artinya dia masuk surga tanpa hisab tanpa ajab.
2.
dihukum terlebih dahulu oleh Allah sesuai kadar dosa yang dimiliki, hingga
kemudian ketika doa itu telah habis atau diampuni oleh Allah SWT dia dimasukan
ke dalam surga.. artinya dia tidak mendapat hukuman yang kekal di dalam neraka.
Dan
inilah janji Allah kepada orang yang berusaha mentauhidkan Allah dan tidak
menyekutukannya dalam beribadah.
Oleh; Ustad Ummi Nur Baits
Sumber;
youtube Yufid Tv
0 komentar:
Posting Komentar